Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Kedatangan islam membawa berita gembira bagi umat manusia. Istam tak memandang bangsa tertentu, bahasa, warna kulit, suku, ras, golongan bahkan orientasi seks seseorang.
Di masyarakat kita, ada kesan bahwa agama (islam) dan kau marjinal (waria, gay, lesbi, dll) tak ubahnya laksana air dengan minyak. Agama selalu memberi ancaman adzab dan neraka kelak buat golongan marjinal itu diakherat nanti. Seakan-akan kau tersebut “tercipta” sebagai penghuni pasti neraka allah swt yang tak perlu berihtiar didunia dalam mencapai ridha tuhan. Karena neraka sudah pasti menunggu mereka akibat dosa-dosa mereka.
Namun, saya merasa ada yang kurang tepat didalam memandang mereka dari sudut agama. Seperti yang kita yakini selama ini. Semestinya kita menkaji lebih jauh, memahami lebih bijak makna-makna naskah yang ada dalam alquran dan alhadist. Kita tak bias langsung menjustifikasi fenomena yang ada dewasa ini dengankeberadaan kaum nabi luth. Begitu pula kaum waria dengan masa-masa nabi. Menurut saya kehidupan sebagai waria, gay dan lesbi adalah sebuah titah. Yang kadang dalam kacamata kedominanan kita memandang semua itu murni sebagai perilaku menyimpang.
Sebagai bukti argumen saya, tak seorangpun diantara kaum marjinal itu mau dengan kondisi sekarang. Andai bias diberi pilihan untuk hidup normal speerti yang lain. Istilahnya, andai bias kembali kerahim ibu pastilah mereka meminta terlahir sebagai laki-laki tulen ataupun wanita sejati.
Jadi, sangat bijaksana jika kita bias menyikapi fenomenba kaum marjinal tidak dengan debat kusir belaka. Mestinya kita semua menyikapi secara bijak dan proporsional dan tidak menvonis secara membabi buta.